BAB II
PEMBAHASAN
2.1. 10 Penyebab Kegagalan Usaha Yang Harus Diketahui
Ada
banyak alasan seseorang ingin memiliki usaha sendiri. Salah satu alasan yang
kuat untuk menjadi seorang calon pengusaha adalah memiliki kepuasan diri,
merasa terbebas dan merdeka karena sudah tidak digaji oleh orang
lain. Bahkan bisa menggaji orang lain. Bisa juga alasan lain, misalnya
karena kesempatan dan peluang kerja yang terbatas, adanya perampingan dan
restrukturisasi perusahaan, ancaman PHK atau hal-hal lain yang bisa menjadikan
Anda terobsesi menjadi seorang pengusaha.
Namun,
kebanyakan calon pengusaha tersebut gagal dalam menjalankan usaha
seperti yang diinginkan. Masalahnya adalah, Anda sebagai calon pengusaha sudah
merasa takut akan kegagalan. Memang benar bahwa memulai bisnis mengandung
risiko yang cukup besar.
Untuk
meningkatkan peluang keberhasilan usaha Anda, berikut adalah beberapa penyebab
umum kegagalan usaha yang perlu Anda ketahui:
- Kegagalan melakukan riset pasar
Banyak
perusahaan, baik berbasis rumah atau perusahaan besar, gagal karena tidak ada
pasar yang memadai untuk produk atau jasa mereka. Sebuah analisis yang
komprehensif dari bisnis ini terutama penting bagi bisnis rumah, karena
beberapa bisnis cocok untuk sebuah bisnis rumahan, sementara beberapa tidak.
Jika bisnis Anda mengharuskan Anda untuk bertemu klien, Anda harus terlebih
dahulu memeriksa bagaimana keluarga Anda (dan tetangga) akan bereaksi terhadap
hilir mudiknya orang-orang di rumah Anda. Sebelum memulai bisnis apapun, perlu
bahwa Anda melakukan pemeriksaan menyeluruh pasar dan analisis pasar.
- Pasif
Jika anda pasif Anda hanya cocok
bekerja untuk orang lain. Kecuali anda dapat langsung mampu mempekerjakan
karyawan. Sebagai tim tunggal, Anda berharap bisa melakukan semuanya sendirian
– dari menulis rencana bisnis, manufaktur produk, pemasaran dan penjualan
produk dan jasa, melakukan tugas pembukuan, dan sejuta tugas lainnya! Ingat,
Anda hanya mengandalkan diri sendiri! Tidak ada pelanggan berarti tidak ada
bisnis!.
3.
Miskin manajemen waktu
Salah satu
keuntungan bekerja di rumah adalah bahwa Anda bisa mengatur waktu Anda sendiri.
Ini, bagaimanapun, menjadi sebuah dilema yang menarik: sulit untuk mengatur
waktu Anda sendiri! manajemen waktu yang buruk, karena Anda sendirian dan tidak
ada yang mengawasi Anda. Anda harus mampu mengatur dan memprioritaskan. Ada
satu juta alasan untuk mengalihkan perhatian Anda dari menjadi produktif dan
Anda perlu belajar untuk mengelola waktu Anda secara efektif!.
4.
Kurang serius mengelola bisnis
Anda mungkin
tidak memiliki kantor mewah di pusat kota atau Anda mungkin tidak perlu memakai
pakaian kerja, tetapi bisnis berbasis rumah perlu disamakan profesionalismenya
seperti pekerjaan di kantor. Penghasilan Anda akan langsung berhubungan dengan
jumlah waktu, tenaga, pikiran dan uang yang Anda masukkan ke dalam bisnis –
jauh berbeda dari hari-hari menjadi pekerja ketika Anda dibayar bahkan ketika
Anda sedang di kantor tetapi tidak mengerjakan pekerjaan kantor.
5.
Tidak mengikuti filosofi 80/20
80 persen
berasal dari bisnis Anda dan 20 persen berasal dari pelanggan Anda. Ingat,
harganya dua kali lipat untuk mendapatkan pelanggan baru daripada
mempertahankan yang sudah ada. Mempertahankan supaya pelanggan Anda senang dan
nyaman, jauh lebih murah dan lebih mudah daripada mencari pelanggan baru.
Mendapatkan penjualan berulang dari pelanggan lama biaya pemasarannya lebih
rendah dan keuntungan yang didapat lebih tinggi.
6.
Tidak sering mempromosikan bisnis
Bisnis Anda
sebagai ukuran pasar yang ingin Anda raih. Anda perlu agresif mempromosikan
produk atau jasa Anda. Jangan anggap promosi sebagai beban yang tidak perlu
daripada investasi. Promosi itu benar-benar penting.
7.
Menghabiskan terlalu banyak modal
Selama tahap
awal pengembangan bisnis, Anda mungkin akan dipenuhi dengan modal. Hindari
kesalahan biaya mahal yang tidak perlu. Kecuali model bisnis Anda kuat dan Anda
telah membangun aliran pendapatan, Anda tidak boleh menganggap bahwa Anda akan
memiliki uang tunai dan modal kerja selamanya. Anda tidak perlu membeli
peralatan kantor jika memang tidak diperlukan. Tanyakan kepada diri sendiri:
Apakah Anda benar-benar membutuhkan kursi pijat yang mahal untuk Anda?
Perencanaan keuangan yang buruk, kesalahan manajemen dana atau pengeluaran
anggaran adalah penyebab umum kegagalan bisnis.
8.
Tidak Membelanjakan uang dengan bijaksana
Pertama,
Anda perlu memahami aturan utamanya usaha: uang melahirkan uang. Adakalanya
Anda menghabiskan uang untuk menghasilkan uang. Misalnya, untuk mendapatkan
nasihat hukum, Anda harus membayar pengacara. Mengirimkan press release sendiri
memerlukan biaya komunikasi (fax, perangko, amplop, dll). Banyak pemilik bisnis
rumah kehilangan peluang besar karena mereka menolak untuk melakukan investasi
di mana yang diperlukan. Belanjakanlah uang Anda dengan bijaksana.
9.
Tidak meminta bantuan bila Anda membutuhkannya
Anda harus
tetap berada di jalan yang benar dan kembali ke jalan yang benar ketika bisnis
Anda dirasa sudah tidak mampu dipertahankan. Anda membutuhkan saran dan nasihat
dari ahlinya atau teman dan rekan bisnis yang berpengalaman.Ikuti diskusi di
mailing list, menghadiri seminar, bertemu dengan sesama pengusaha lainnya. Hal
ini akan membantu Anda memperbaiki bisnis Anda yang sudah mulai kehilangan
arah.
10. Tidak memiliki rencana
darurat untuk menghadapi masalah ekonomi yang sulit.
Kesulitan dapat menekan bisnis pada waktu yang
berbeda. Pengusaha rumah terkenal untuk terjun ke semua bisnis. Mereka tidak
memiliki rencana darurat-kembali skenario awal saat jatuh. Mereka berpikir
bahwa semuanya akan berjalan lancar, hanya jalan penuh dengan kesulitan dan
tantangan saja. Bagian terpenting dari masalah ini adalah mengenali masalah
dengan segera. Belajar untuk berhati-hati setiap saat, dan mempertajam
orang-orang berpikir kreatif. Menjadi kreatif dalam pemikiran bisnis Anda bisa
mengarahkan Anda pada arah yang lebih positif.
2.3. Cara positif memandang
kegagalan :
1. Kegagalan adalah pelajaran berharga untuk tidak diulangi lagi
2. Kegagalan harus dapat menjadi motivasi agar mau maju terus
3. Anggaplah kegagalan itu sebagai sukses yang tertunda
4. Percayalah wirausaha-wirausaha sukses pasti pernah mengalami kegagalan, tetapi mempunyai kemampuan untuk bangkit kembali.
5. Kegagalan harus dijadikan bahan evaluasi diri dan dikaji sebab-sebanya, lalu disusun strategi untuk meminimalkan kegagalan, dan lain-lain.
1. Kegagalan adalah pelajaran berharga untuk tidak diulangi lagi
2. Kegagalan harus dapat menjadi motivasi agar mau maju terus
3. Anggaplah kegagalan itu sebagai sukses yang tertunda
4. Percayalah wirausaha-wirausaha sukses pasti pernah mengalami kegagalan, tetapi mempunyai kemampuan untuk bangkit kembali.
5. Kegagalan harus dijadikan bahan evaluasi diri dan dikaji sebab-sebanya, lalu disusun strategi untuk meminimalkan kegagalan, dan lain-lain.
2.4.
Resiko yang dihadapi entepreneur
Jenis-jenis risiko yang umum di kenal
dalam usaha asuransi antara lain meliputi:
1. Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu
kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu
peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan
memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugan
namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada 2
macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau
kebakaran.
2. Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang
berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian
financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi,
untung atau break event, contohnya adalah investasi saham di bursa efek,
membeli undian dan sebagainya.
3. Risiko individu atau individual risk adalah
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya
risiko yang akan tibul bila kita memiliki rumah, mobil, melakukan investasi
usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam
risiko, yaitu:
Risiko
pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau
kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan, cotohnya adalah mati muda,
uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan.
Risiko
harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila
kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk
hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi
dua jenis:
a) Kerugian langsung atau direct losses terjadi
apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita
kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya
dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya.
b) Kerugian tidak langsung atau indirect losses
(consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal
(original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena
bencana alam sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal
sementara dan renovasi rumah.
Risiko
tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau
derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika
kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga
kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial. Contohnya
adalah memberi ganti rugi kepada orang akibat anda menabraknya.
2.5. Menyiasati resiko dalam bisnis
Strategi
menyiasati kegagalan adalah dengan mengadakan perencanaan usaha yang cermat
mengenai :
1. Perkembangan pasar
2. Persaingan
3. Sumberdaya manusia
4. Teknologi
5. Proses produksi
6. Keuangan, rugi-laba, arus kas.
7. Pasokan bahan baku, dan lain-lain.
1. Perkembangan pasar
2. Persaingan
3. Sumberdaya manusia
4. Teknologi
5. Proses produksi
6. Keuangan, rugi-laba, arus kas.
7. Pasokan bahan baku, dan lain-lain.
2.6. Kesalahan
Persepsi dalam bisnis
Kesalahan
persepsi dalam bisnis
Banyak
kesalahan dalam berbisnis, biasanya persepsi (anggapan) dari orang lain saat
memulai bisnis dengan tujuan utamanya mengubah nasib dengan menambahkan pemasokan
uang bulanan mereka. Apalagi, di era saat ini banyak sekali kebutuhan yang akan
dipenuhi. Namun, banyak juga orang beranggapan yang akan baru memulai bisnis
akan mengakibatkan dirinya jatuh (bangkrut), untuk itu jadilah seorang
pengusaha yang cerdas dalam menjalankan bisnis. Berikut cara menyikapi
kesalahan persepsi dalam bisnis.
1. Separuh
Otak
Banyak orang bilang bahwa modal paling penting dalam bisnis adalah
otak kanan, kanan, dan kanan. Otak kanan identik dengan langsung action,
kreatif, dan berani. Sampai di sini saya setuju hingga kemudian menjadi
gelisah saat keberadaan otak kiri menjadi disempitkan. Kesalahan pertama
adalah, berpikir hanya dengan separuh otak.
Otak kiri bertugas dalam mengukur sesuatu dengan logis, membuatnya
menjadi sistematis, dan merupakan pemikir yang baik. Banyak dari pengusaha
pemula yang hanya menggunakan separuh otak tanpa menggunakan belahan otak yang
satu lagi. Akibatnya, yang penting ada ide, langsung action, ambil
hutang tanpa tahu bagaimana mengelolanya, tidak tahu bagaimana membuat laporan
keuangan, tidak tahu pengelolaan aset konsumtif dan produktif. Akhirnya, bisnis
pun tutup dengan cepat pula.
Tips: Bisnis
dengan langsung action adalah sangat baik. Namun perlu diketahui bahwa
peranan otak kiri juga sama baiknya. Jika Anda memutuskan berbisnis sekarang
juga, maka imbangi dengan nutrisi ilmu dan strategi bisnis secara taktis dan
teknis, seperti pengembangan produk, inovasi, optimasi keuangan dan pemasaran,
manajemen SDM, semua itu ada ilmunya, tidak langsung asal nyebur saja.
2. Salah
niat
Banyak orang
yang mengikuti seminar sana-sini yang visi nya untuk mengubah ekonomi menjadi
cepat kaya. Niat yang awal ingin menjadi orang yang cepat kaya, rumah banyak,
uang berlipat ganda. Itu semua persepsi niat yang salah. Jika ingin memulai
bisnis kita harus berusaha terlebih dahulu, jangan langsung memikirkan
bagaimana pun saya harus menjadi cepat kaya.
TIPS: Sebaik-baiknya
niat dalam bisnis adalah untuk mengabdi kepada Dzat yang menciptakan Anda.
Jadikanlah bisnis Anda semakin mendekatkan Anda dengan sang Pencipta. Bisnis
yang seperti ini, akan langsung dibantu oleh Sang Pencipta itu sendiri untuk
tumbuh dan berkembang, jika Anda percaya.
3. Keberkahan
Untuk
melancarkan setiap bisnis yang digeluti apabila kita memperoleh keuntungan yang
berlipat dan besar maka, sebagian harta yang kita miliki menjadi berkah apabila
kita memberikan kepada orang yang berada di bawah kita. Ataupun kepada karyawan
kita yang menghadapi kesulitan. Karna sebagaimana jika kita banyak memberi
rezeki pun tiada putus.
TIPS: Banyak orang bingung mengapa bisnis yang berisi orang-orang terbaik
di bidangnya justru tidak berkembang. Mudah, silakan cek apakah bisnis yang
dijalankan itu berkah atau tidak. Bisnis yang tidak diiringi keberkahan akan
mudah rapuh.
4. Menunggu
adanya peluang
Sebagai salah satu orang yang diamanahkan sebagai ketua komunitas
TDA Kampus, saya sering melihat pebisnis pemula yang hanya menunggu peluang.
Dalam menjalankan bisnisnya, mereka sering sekali menunggu, menunggu, dan
menunggu. Entah menunggu untuk mendapatkan ilmu, menunggu untuk mendapatkan
modal, dan menunggu untuk mendapatkan fasilitas yang diinginkannya.
Jika kita berbicara pengusaha, maka pola pikir menunggu perlu
diganti menjadi pola pikir jemput bola. Sebagai contoh, banyak dari mereka yang
ingin TDA Kampus memfasilitasi pembuatan direktori bisnis, namun sering sekali
orang ini hanya sekedar menuntut, namun tidak bersedia membantu.
Hal ini akan berdampak menjadi kebiasaan dalam bisnis. Seperti
misalnya jika kita ingin belajar sesuatu, kita menunggu orang untuk datang
kepada kita. Jika kita ingin membuka reseller, menunggu orang lain
yang juga datang kepada kita.
TIPS: Peluang
itu banyak, tersebar. Tidak perlu ditunggu, yang ada hanya perlu dijemput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar