BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi anatara
individu dan individu dengan lingkungannya agar dapat tercapainya tujuan
pendidikan. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan
pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi.
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau
nilai berdasarkan kreteria tertentu.
Hasil yang diperoleh dari penilaian
dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena itu tindakan atau kegiatan
tersebut dinamakan penilaian hasil belajar. Jika seorang guru merasa
bertanggung jawab atas penyempurnaan pengajarannya, maka ia harus mengevaluasi
pengajarannya itu agar ia mengetahui perubahan apa yang seharusnya diadakan. Tidak
hanya guru yang dilakukan evaluasi, Siswa juga harus dievaluasi. subjek
evaluasi pada kegiatan evaluasi pengajaran bahasa Indonesia adalah guru.
Sedangkan, subjeknya yaitu siswa sebagai sasaran evaluasi. Di dalam melakukan
evaluasi, alat evaluasi yang digunakan berupa berbagai macam teknik atau cara,
mulai dari teknik nontes sampai menggunakan teknik tes.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
disusunlah makalah berjudul “Subjek dan
Sasaran Evaluasi Serta Prinsip Alat Evaluasi”.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Siapa yang
menjadi subjek, objek dan sasaran evaluasi?
2.
Apa prinsip
dalam evaluasi?
3.
Apa alat dalam
evaluasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Subjek Dan Sasaran
Evaluasi Serta Prinsip Alat Evaluasi
2.1.1 Subjek Evaluasi
Subjek
evaluasi adalah orang yang melakukan penilaian. Siapa yang dapat disebut sebagai
subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas (Arikunto,2002:
19).
Contoh
:
1. Untuk
melaksanakan evaluasi mengenai pencapaian suatu prestasi belajar siswa, maka
yang menjadi subjek evaluasi adalah
guru.
2. Untuk
melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala, maka yang menjadi subjeknya
dapat meminta petugas yang ditunjuk dengan didahului oleh suatu latihan untuk
melaksankan evaluasi tersebut.
3. Untuk
melaksankan evaluasi terhadap kepribadian, dimana menggunakan sebuah alat ukur
yang sudah yang sudah dibuat standarisasi, maka yang menjadi subjeknya adalah
ahli psikologi.
Dalam
keterangan ini, dapat dikatagorikan
bahwa pelaksanaan evaluasi sebagai subjek evaluasi. Namun, ada pandangan lain
menyatakan bahwa yang menjadi subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di
evaluasi. Karena, adanya
pandangan unsur yang menjadi objeknya, misalnya prestasi belajar, kemampuan
membaca, menulis, dan lain sebagainya. Pandangan lain juga mengklasifikasikan
bahwa siswa sebagai objek evaluasinya dan guru sebagai subjeknya.
2.1.2 Objek Evaluasi
Objek
yang dimaksud dapat dikatakan sebagai pusat perhatian untuk di evaluasi. Yang
menentukan evaluasi atau disebut dengan evaluator itulah yang disebut dengan
objek evaluasi. Misalnya, pada waktu evaluator ingin menilai tinggi badan siswa, maka yang menjadi
objek evaluasi adalah tinggi badan siswa, sedangkan angka yang menunjukan
berapa tinggi badan siswa misalnya 167cm,156cm, atau yang lain adalah hasil
evaluasi. Jika evaluator ingin menilai keterampilan siswa dalam termometer,
maka yang menjadi objek evaluasi adalah benar atau tidaknya gerakan tangan
siswa ketika memegang alat. Bagaimana
siswa meletakkan termometer dibadan anak yan diukur suhunya, kemampuan siswa
untuk menentukan berapa lama termometer diletakkan dibagian badan, kemudian
juga kemampuan siswa dalam membaca skala pada termometer. Lalu, gambaran
tentang benar atau salahnya siswa tentang menggunakan termometer adalah hasil
dari evaluasi.
2.1.3 Sasaran Evaluasi
Sasaran
evaluasi yang dimaksud ialah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dengan menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian
untuk unsur-unsurnya meliputi : input transformasi dan output (keluaran).
a.
Input
Untuk mengetahui
pribadi seorang siswa yang utuh, dapat dilakukan macam-macam bentuk tes sebagai
alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidaknya mencakup empat hal :
1.
Kemampuan
Seorang siswa yang akan
mengikuti program dalam memasuki sekolah, guru akan melihat kemampuan siswa. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini desebut tes kemampuan atau attietude test.
2.
Kepribadian
Kepribadian adalah
sesuatu yang biasa terdapat disetiap diri manusia dengan menampakan kepribadian
itu dari sikap tingkah laku yang dimiliki manusia. Alat untuk mengetahui
kepribadian itu disebut tes kepribadian atau personality test.
3.
Sikap-sikap
Sikap juga termasuk
kedalam bagian dari tingkah laku yang dimiliki manusia, namun ada hal yang
lebih menonjol dari sikap dan sangat dibutuhkan dalam sebuah pergaulan agar
dapat mendapatkan informasi dari pergaulannya. Alat yang dapat mengetahui
keadaan sikap sering
dinamakan tes sikap atau attitude test.
4.
Intelegensi
Tes intelegensi atau
sering dikenal dengan intelligence
anetient. Namun, sebenarnya IQ itu bukan lah intelegensi. IQ berbeda dengan
intelegensi karena IQ hanyalah angka yang memberi petunjuk mengenai tinggi
rendahnya intelegensi seseorang. Dengan pengertian ini maka kurang benarlah
jika ada orang mengatakan “IQ JONGKOK” karena IQ hanyalah berupa angka.
Mestinya Iq rendah diartikan bahwa angkanya rendah.
b.
Transformasi
Unsur yang terdapat
dalam transformsi semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi
diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Untuk transformasi yang menjadi
objek penilaian antara lain:
1. Kurikulum/materi
2. Metode
dan cara penilaian
3. Sarana
pendidikan/media
4. Sistem
administrasi
5. Guru
dan personal lainya
c.
Output
Penilaian
terhadap lulusan suatu sekolah dikurikulum untuk mengetahui seberapa jauh
tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti progam. Alat yang
digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut
tes pencapaian atau achieviment test.
Kecendrungan yang ada sampai
saat ini adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau
kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif sangat jarang diterapkan oleh
guru. Akaibatnya, dapat kita buktikan yakni bahwa para lulusan hanya mengetahui
teori tetapi tidak terampil melakukan keterampilan, juga tidak mampu
mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka ketahui. Lemahnya pembelajaran
dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau introfeksi, telah berakibat
merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya
anak bangsa.
2.1.4. Penggunaan Data
Evaluasi
Secara
umum kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil keputusan,
sedangkan secara khusus data evaluasi berguna untuk administratif,
instruksional, bimbingan dan penyuluhan, serta penyelidikan. Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai
dasar untuk mengambil sebuah keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Administratif
Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas,
melengkapi laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk
menempatkan siswa jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan
sekolah kepada instansi yang lebih tinggi.
2. Instruksional
Supervisor dan guru menggunakan hasil
evaluasi untuk membantu meningkatkan cara mengajar guru agar lebih baik.
3. Bimbingan dan penyuluhan
Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik evaluasi seperti tes
intelegensi, achievement test, attitude test, catatan observasi, catatan
harian, interest inventories, dan catatan kumulatif dapat digunakan.
4. Penyelidikan
Hasil yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada
ketidaksesuaian atau ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru,
kurikulum, ataupun lainnya.
2.1.5 Program Evaluasi
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi
kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu
tertentu. Sedangkan, evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Jadi, evaluasi
program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan
informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan. Berlangsung
dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang
melibatkan sekelompok orang guna mengambil keputusan. (Arikunto
(http://anan-nur.blogspot.com).
2.1.6 Prinsip Evaluasi
Ada
satu prinsip umum yang penting
dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan tiga komponen,
yaitu :
a. Tujuan
pembelajaran
b. Kegiatan
pembelajaran
c. Evaluasi,
(Arikunto, 2002: 24).
Dan dapat digambarkan seperti ini :
Tujuan
KBM evaluasi
Penjelasan
dari bagan di atas yaitu :
a.
Hubungan
antara tujuan dengan KBM
Kegiatan
belajar mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai. Makna bagan diatas bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah
dari tujuan ke KBM.
b.
Hubungan
antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi
adalah kegiatan mengumpulkan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
dicapai (Arikunto,2002: 25).
Dengan makna demikian, maka anak panah yang ada di evaluasi dapat menunjuk kearah
tujuan. Sehingga dalam menyusun alat evaluasi akan mengarah pada tujuan yang
telah dirumuskan.
c.
Hubungan
antara KBM dengan evaluasi
KBM
dirancang dengan mengacu pada tujuan yang dirumuskan, sedangkan alat evaluasi
juga disusun dengan mengacu pada tujuan. Namun, evaluasi juga harus disesuaikan
dengan KBM yang dilaksanakan, karena kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru akan menitik beratkan pada sebuah keterampilan. Sedangkan, evaluasi
sendiri juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukan pada pengetahuan.
Namun, masalah masalah yang dihadapi sekarang ini, praktek sekarang dilakukan
dengan tes tertulis, yang menekankan pada pengetahuan saja/kognitif. Sehingga
pada aspek lain kurang mendapat perhatian dalam evaluasi.
2.1.7 Alat dalalam
Evaluasi
Alat
evaluasi adalah suatu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam mencapai
tujuan yang lebih efektif dan efisien.
Contoh :
Jika
yang dievaluasi suatu keterampilan siswa dalam membaca, maka hasil evaluasinya berupa
gambaran tentang tingkat keterampilan siswa dalam membaca.
Ada
beberapa cara atau teknik yang digunakan evaluator dengan teknik evaluasi,
yaitu teknis nontes dan teknik tes (Arikunto, 2002: 26).
a.
Teknik
nontes
1.
Skala
bertingkat (rating scale)
Yaitu meletakkan secara
bertingkat angka yang rendah ke yang tinggi.
Contoh
:
Skor
yang dibeikan oleh guru disekolahuntuk menggambarkan tingkat hasil belajar
siswa. Siswa yang mendapat skot 8 digambarkan dikanan dibanding dengan skor 5.
I I I I I
4 5 6 7 8
2.
Koesioner
( questionair )
Kuesioner
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden).
Kuesioner dibagai
menjadi 2 yaitu:
1.
Koesioner
langsung
Yaitu jika kuesioner
tersebut dikirim atau diisi langsung oleh orang yang diminta jawaban tentang dirinya.
2.
Koesioner
tak langsung
Yaitu koesioner yang
dikirim dan diisi bukan oleh orang yang dimintai keterangan. Biasanya digunakan
untuk mencari informasi tentang bawahan, tetangga, dan sebagainya.
3.
Daftar
cocok (check list)
Yaitu deretan
pernyataan (yang biasanya singkat-singkat) dimana responden yang dievaluasi
tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
4.
Wawancara
(interview)
Yaitu suatu metode atau
cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya
jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena responden tidak diberikan kesempatan
untuk bertanya, karena pertanyaan hanya dilakukan oleh subjek evaluasi.
5.
Pengamatan
(observation)
Yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.
b.
Teknik
tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh dara-data atau keterangan-keterangan
yang dinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan
tepat (Pendapat Indrakusuma dalam, Arikunto, 2002: 32).
Tes ialah suatu percobaan yang dadakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau kelompok murid ( Pendapat Bukhori dalam, Arikunto, 2013: 46).
Dari pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes dibedakan atas 3
macam berdasarkan kegunaan untuk mengukur siswa :
1.
Tes
diagnostik
Tes diagnostik adalah
tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat
diberikan pemberian perlakuan yang tepat.
2.
Tes
formatif
Tes formatif adalah
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
suatu program tertentu.
3.
Tes
sumatif
Dalam pengalaman
disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes
sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
dilaksanakan tiap akhir semester.
2.1.8 Penilaian dalam
Evaluasi
Penilaian
merupakan suatu proses untuk menentukan perubahan tingkah laku dan membuat
pertimbangan menilai. Dengan demikian, penilaian merujuk pada proses memberi
nilai yang bercorak kualitatif tentang suatu kemahiran bahasa berdasarkan pencapaian hasil
dan pada pengukuran yang telah dilakukan secara kualitatif.
Contohnya :
lusi
mendapat tanda 90% dalam kemahiran berbahasa, dinilai sebagai mencapai tehap
cemerlang dan yeni mendapat tanda 10% dinilai sebagai tahap yag sangat lemah.
Jadi, perkataan cemerlang, baik, sederhana, lemah atau sangat lemah yang
digunakan dalam konteks ini adalah
istilah penilaian yang diberikan secara kualitatif yang berasaskan pengukuran dan tanda yang
diperoleh dalam bentuk kuantitatif.
Dari penilaian itu boleh dilakukan dengan
menggunakan data yang berbentuk kualitatif/kuantitatif. Data kuantitatif data yang
dibuat dalam bentuk angka yang boleh dikumpul, serta disusun dan diringkas
hingga menjadi sebuah penilaian. Sedangkan, data kualitatif dinyatakan dalam
bentuk penjelasan, yang menjelaskan perubahan tingkah laku yang dapat di lihat
secara nyata. Seperti contoh yang disebutkan tadi, bahwa Lusi telah menunjukkan
kemajuan yang amat lebih baik atau cemerlang dalam kemahiran bahasa.
BAB
III
KESIMPULAN
Evaluasi adalah proses untuk mengetahui
ketercapaian sebuah tujuan, salah satu cara menuju perbaikan, kegiatan yang
biasa dilakukan guru di sekolah, proses untuk mengukur dan menilai sebuah
kegiatan berdasarkan parameter tertentu, atau kegiatan mengambil keputusan
tentang keberlangsungan sebuah program.
Dari
pembahahasan yang telah kami diskusikan tentang subjek dan sasaran evaluasi
serta prisip alat evaluasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek evaluasi pada
kegiatan evaluasi pengajaran bahasa Indonesia adalah guru. Sedangkan, subjeknya
yaitu siswa sebagai sasaran evaluasi. Di dalam melakukan evaluasi, alat
evaluasi yang digunakan berupa berbagai macam teknik atau cara, mulai dari
teknik nontes sampai menggunakan teknik tes.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto,
Suharimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Anan. Evaluasi Program Pendidikan, (online),
(http://anan-nur.blogspot.com,
diakses 14 januari 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar