Rabu, 30 Oktober 2013

BENTUK-BENTUK KEGAGALAN, FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL, RESIKO DAN CARA MENYIASATI RESIKO DALAM BERBISNIS



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.             10 Penyebab Kegagalan Usaha Yang Harus Diketahui

Ada banyak alasan seseorang ingin memiliki usaha sendiri. Salah satu alasan yang kuat untuk menjadi seorang calon pengusaha adalah memiliki kepuasan diri,  merasa terbebas dan  merdeka karena sudah tidak digaji oleh orang lain. Bahkan bisa menggaji orang lain. Bisa juga alasan lain, misalnya  karena kesempatan dan peluang kerja yang terbatas, adanya perampingan dan restrukturisasi perusahaan, ancaman PHK atau hal-hal lain yang bisa menjadikan Anda terobsesi menjadi seorang pengusaha.
Namun, kebanyakan calon pengusaha tersebut  gagal  dalam menjalankan usaha seperti yang diinginkan. Masalahnya adalah, Anda sebagai calon pengusaha sudah merasa takut akan kegagalan. Memang benar bahwa memulai bisnis mengandung  risiko yang cukup besar.
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan usaha Anda, berikut adalah beberapa penyebab umum kegagalan usaha yang perlu Anda ketahui:
  1. Kegagalan melakukan riset pasar
Banyak perusahaan, baik berbasis rumah atau perusahaan besar, gagal karena tidak ada pasar yang memadai untuk produk atau jasa mereka. Sebuah analisis yang komprehensif dari bisnis ini terutama penting bagi bisnis rumah, karena beberapa bisnis cocok untuk sebuah bisnis rumahan, sementara beberapa tidak. Jika bisnis Anda mengharuskan Anda untuk bertemu klien, Anda harus terlebih dahulu memeriksa bagaimana keluarga Anda (dan tetangga) akan bereaksi terhadap hilir mudiknya orang-orang di rumah Anda. Sebelum memulai bisnis apapun, perlu bahwa Anda melakukan pemeriksaan menyeluruh pasar dan analisis pasar.

  1. Pasif
Jika anda pasif Anda hanya cocok bekerja untuk orang lain. Kecuali anda dapat langsung mampu mempekerjakan karyawan. Sebagai tim tunggal, Anda berharap bisa melakukan semuanya sendirian – dari menulis rencana bisnis, manufaktur produk, pemasaran dan penjualan produk dan jasa, melakukan tugas pembukuan, dan sejuta tugas lainnya! Ingat, Anda hanya mengandalkan diri sendiri! Tidak ada pelanggan berarti tidak ada bisnis!.
3.       Miskin manajemen waktu
 Salah satu keuntungan bekerja di rumah adalah bahwa Anda bisa mengatur waktu Anda sendiri. Ini, bagaimanapun, menjadi sebuah dilema yang menarik: sulit untuk mengatur waktu Anda sendiri! manajemen waktu yang buruk, karena Anda sendirian dan tidak ada yang mengawasi Anda. Anda harus mampu mengatur dan memprioritaskan. Ada satu juta alasan untuk mengalihkan perhatian Anda dari menjadi produktif dan Anda perlu belajar untuk mengelola waktu Anda secara efektif!.
4.       Kurang serius mengelola bisnis
 Anda mungkin tidak memiliki kantor mewah di pusat kota atau Anda mungkin tidak perlu memakai pakaian kerja, tetapi bisnis berbasis rumah perlu disamakan profesionalismenya seperti pekerjaan di kantor. Penghasilan Anda akan langsung berhubungan dengan jumlah waktu, tenaga, pikiran dan uang yang Anda masukkan ke dalam bisnis – jauh berbeda dari hari-hari menjadi pekerja ketika Anda dibayar bahkan ketika Anda sedang di kantor tetapi tidak mengerjakan pekerjaan kantor.
5.       Tidak mengikuti filosofi 80/20
 80 persen berasal dari bisnis Anda dan 20 persen berasal dari pelanggan Anda. Ingat, harganya dua kali lipat untuk mendapatkan pelanggan baru daripada mempertahankan yang sudah ada. Mempertahankan supaya pelanggan Anda senang dan nyaman, jauh lebih murah dan lebih mudah daripada mencari pelanggan baru. Mendapatkan penjualan berulang dari pelanggan lama biaya pemasarannya lebih rendah dan keuntungan yang didapat lebih tinggi.
6.       Tidak sering mempromosikan bisnis
 Bisnis Anda sebagai ukuran pasar yang ingin Anda raih. Anda perlu agresif mempromosikan produk atau jasa Anda. Jangan anggap promosi sebagai beban yang tidak perlu daripada investasi. Promosi itu benar-benar penting.
7.       Menghabiskan terlalu banyak modal
 Selama tahap awal pengembangan bisnis, Anda mungkin akan dipenuhi dengan modal. Hindari kesalahan biaya mahal yang tidak perlu. Kecuali model bisnis Anda kuat dan Anda telah membangun aliran pendapatan, Anda tidak boleh menganggap bahwa Anda akan memiliki uang tunai dan modal kerja selamanya. Anda tidak perlu membeli peralatan kantor jika memang tidak diperlukan. Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah Anda benar-benar membutuhkan kursi pijat yang mahal untuk Anda? Perencanaan keuangan yang buruk, kesalahan manajemen dana atau pengeluaran anggaran adalah penyebab umum kegagalan bisnis.
8.       Tidak Membelanjakan uang dengan bijaksana
 Pertama, Anda perlu memahami aturan utamanya usaha: uang melahirkan uang. Adakalanya Anda menghabiskan uang untuk menghasilkan uang. Misalnya, untuk mendapatkan nasihat hukum, Anda harus membayar pengacara. Mengirimkan press release sendiri memerlukan biaya komunikasi (fax, perangko, amplop, dll). Banyak pemilik bisnis rumah kehilangan peluang besar karena mereka menolak untuk melakukan investasi di mana yang diperlukan. Belanjakanlah uang Anda dengan bijaksana.
9.       Tidak meminta bantuan bila Anda membutuhkannya
 Anda harus tetap berada di jalan yang benar dan kembali ke jalan yang benar ketika bisnis Anda dirasa sudah tidak mampu dipertahankan. Anda membutuhkan saran dan nasihat dari ahlinya atau teman dan rekan bisnis yang berpengalaman.Ikuti diskusi di mailing list, menghadiri seminar, bertemu dengan sesama pengusaha lainnya. Hal ini akan membantu Anda memperbaiki bisnis Anda yang sudah mulai kehilangan arah.
10.   Tidak memiliki rencana darurat untuk menghadapi masalah ekonomi yang sulit.
Kesulitan dapat menekan bisnis pada waktu yang berbeda. Pengusaha rumah terkenal untuk terjun ke semua bisnis. Mereka tidak memiliki rencana darurat-kembali skenario awal saat jatuh. Mereka berpikir bahwa semuanya akan berjalan lancar, hanya jalan penuh dengan kesulitan dan tantangan saja. Bagian terpenting dari masalah ini adalah mengenali masalah dengan segera. Belajar untuk berhati-hati setiap saat, dan mempertajam orang-orang berpikir kreatif. Menjadi kreatif dalam pemikiran bisnis Anda bisa mengarahkan Anda pada arah yang lebih positif.
2.3. Cara positif memandang kegagalan :  
1. Kegagalan adalah pelajaran berharga untuk tidak diulangi lagi      
2. Kegagalan harus dapat menjadi motivasi agar mau maju terus
       
3. Anggaplah kegagalan itu sebagai sukses yang tertunda
      
4. Percayalah wirausaha-wirausaha sukses pasti pernah mengalami
    kegagalan,      tetapi mempunyai kemampuan untuk bangkit kembali.                                              
5. Kegagalan harus dijadikan bahan evaluasi diri dan dikaji sebab-sebanya, lalu
       disusun strategi untuk meminimalkan kegagalan, dan lain-lain.           



2.4. Resiko yang dihadapi entepreneur
Jenis-jenis risiko yang umum di kenal dalam usaha asuransi antara lain meliputi:
1.    Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugan namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
2.    Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event, contohnya adalah investasi saham di bursa efek, membeli undian dan sebagainya.
3.    Risiko individu atau individual risk adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya risiko yang akan tibul bila kita memiliki rumah, mobil, melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu:
Risiko pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan, cotohnya adalah mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan.
Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis:
a)  Kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya.
b)  Kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena bencana alam sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal sementara dan renovasi rumah.
Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial. Contohnya adalah memberi ganti rugi kepada orang akibat anda menabraknya.

2.5. Menyiasati resiko dalam bisnis
Strategi menyiasati kegagalan adalah dengan mengadakan perencanaan usaha yang cermat mengenai :      
1. Perkembangan pasar
              
2. Persaingan
   
3. Sumberdaya manusia
            
4. Teknologi
    
5. Proses produksi
        
6. Keuangan, rugi-laba, arus kas.
          
7.
Pasokan bahan baku, dan lain-lain.
2.6. Kesalahan Persepsi dalam bisnis
Kesalahan persepsi dalam bisnis
Banyak kesalahan dalam berbisnis, biasanya persepsi (anggapan) dari orang lain saat memulai bisnis dengan tujuan utamanya mengubah nasib dengan menambahkan pemasokan uang bulanan mereka. Apalagi, di era saat ini banyak sekali kebutuhan yang akan dipenuhi. Namun, banyak juga orang beranggapan yang akan baru memulai bisnis akan mengakibatkan dirinya jatuh (bangkrut), untuk itu jadilah seorang pengusaha yang cerdas dalam menjalankan bisnis. Berikut cara menyikapi kesalahan persepsi dalam bisnis.
1.      Separuh Otak
Banyak orang bilang bahwa modal paling penting dalam bisnis adalah otak kanan, kanan, dan kanan. Otak kanan identik dengan langsung action, kreatif, dan berani. Sampai di sini saya setuju hingga kemudian menjadi gelisah saat keberadaan otak kiri menjadi disempitkan. Kesalahan pertama adalah, berpikir hanya dengan separuh otak.
Otak kiri bertugas dalam mengukur sesuatu dengan logis, membuatnya menjadi sistematis, dan merupakan pemikir yang baik. Banyak dari pengusaha pemula yang hanya menggunakan separuh otak tanpa menggunakan belahan otak yang satu lagi. Akibatnya, yang penting ada ide, langsung action, ambil hutang tanpa tahu bagaimana mengelolanya, tidak tahu bagaimana membuat laporan keuangan, tidak tahu pengelolaan aset konsumtif dan produktif. Akhirnya, bisnis pun tutup dengan cepat pula.
Tips: Bisnis dengan langsung action adalah sangat baik. Namun perlu diketahui bahwa peranan otak kiri juga sama baiknya. Jika Anda memutuskan berbisnis sekarang juga, maka imbangi dengan nutrisi ilmu dan strategi bisnis secara taktis dan teknis, seperti pengembangan produk, inovasi, optimasi keuangan dan pemasaran, manajemen SDM, semua itu ada ilmunya, tidak langsung asal nyebur saja.
2.      Salah niat
Banyak orang yang mengikuti seminar sana-sini yang visi nya untuk mengubah ekonomi menjadi cepat kaya. Niat yang awal ingin menjadi orang yang cepat kaya, rumah banyak, uang berlipat ganda. Itu semua persepsi niat yang salah. Jika ingin memulai bisnis kita harus berusaha terlebih dahulu, jangan langsung memikirkan bagaimana pun saya harus menjadi cepat kaya.
TIPS: Sebaik-baiknya niat dalam bisnis adalah untuk mengabdi kepada Dzat yang menciptakan Anda. Jadikanlah bisnis Anda semakin mendekatkan Anda dengan sang Pencipta. Bisnis yang seperti ini, akan langsung dibantu oleh Sang Pencipta itu sendiri untuk tumbuh dan berkembang, jika Anda percaya.
3.      Keberkahan
Untuk melancarkan setiap bisnis yang digeluti apabila kita memperoleh keuntungan yang berlipat dan besar maka, sebagian harta yang kita miliki menjadi berkah apabila kita memberikan kepada orang yang berada di bawah kita. Ataupun kepada karyawan kita yang menghadapi kesulitan. Karna sebagaimana jika kita banyak memberi rezeki pun tiada putus.
TIPS: Banyak orang bingung mengapa bisnis yang berisi orang-orang terbaik di bidangnya justru tidak berkembang. Mudah, silakan cek apakah bisnis yang dijalankan itu berkah atau tidak. Bisnis yang tidak diiringi keberkahan akan mudah rapuh.
4.      Menunggu adanya peluang
Sebagai salah satu orang yang diamanahkan sebagai ketua komunitas TDA Kampus, saya sering melihat pebisnis pemula yang hanya menunggu peluang. Dalam menjalankan bisnisnya, mereka sering sekali menunggu, menunggu, dan menunggu. Entah menunggu untuk mendapatkan ilmu, menunggu untuk mendapatkan modal, dan menunggu untuk mendapatkan fasilitas yang diinginkannya.
Jika kita berbicara pengusaha, maka pola pikir menunggu perlu diganti menjadi pola pikir jemput bola. Sebagai contoh, banyak dari mereka yang ingin TDA Kampus memfasilitasi pembuatan direktori bisnis, namun sering sekali orang ini hanya sekedar menuntut, namun tidak bersedia membantu.
Hal ini akan berdampak menjadi kebiasaan dalam bisnis. Seperti misalnya jika kita ingin belajar sesuatu, kita menunggu orang untuk datang kepada kita. Jika kita ingin membuka reseller, menunggu orang lain yang juga datang kepada kita.
TIPS: Peluang itu banyak, tersebar. Tidak perlu ditunggu, yang ada hanya perlu dijemput.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar