WEK-WEK
(Dewi Andini
2011112225)
Wek-wek
merupakan salah satu judul naskah drama karya Iwan Simatupang. Drama-drama
karya Iwan Simatupang selalu mengangkat dunia politik yang dikemas dalam dunia
perwayangan Jawa, pengangkatan tokoh-tokoh perwayangan dalam drama dapat
mengurangi paradigma masyarakat bahwa wayang dikaitkan dengan ketoprak (drama
tradisional) yang selalu dianggap membosankan. Perwayangan yang dikaitkan
dengan realitas dunia politik saat ini belum tentu alur yang disajikan itu
terdapat dalam drama dapat mengurangi paradigma masyarakat bahwa wayang
dikaitkan dengan ketoprak (drama tradisional) yang selalu dianggap membosankan.
Perwayangan yang dikaitkan dengan realitas dunia politik saat ini belum tentu
alur yang disajikan itu terdapat dalam kisah perwayangan itu sendiri. Oleh karena
itu daya kreatif seorang pengarang dan bagaimana dia memandang realitas itu
sangatlah penting.
Iwan
simatupang dapat menampilkan sisi lain tokoh dalam cerita. Ia melukiskan
karakter tokoh dengan seolah pemimpin-pemimpin yang tengah berkuasa di negeri
ini, melalui tokoh semar sebagai lurah. Pemerintahan Indonesia tidak akan
hancur hingga ada pengalihan kepempinanan, kecuali pada zaman penjajahan.
Kritik politik dalam drama wek wek tetap menyinggung masalah pemerintahan
Indonesia sejak zaman penjajahan hingga sekarang.
Drama
wek wek meskipun alurnya tentang masalah politik dalam suatu pemerintahan, akan
tetapi tetap tidak menanggalkan unsur-unsur perwayangan cerita wek wek yang di
sajikan Iwan Simatupang. Unsur-unsur tersebut misalkan saja dalam sekelompok
bebek yang memperebutkan telur. Hal tersebut membuat cerita perwayangan
tersebut makin hidup dan membawa nilai historisnya. Akan tetapi, tak sepenuhnya
masalah-masalah yang dimunculkan dalam wek wek tersebut benar adanya, karena
dunia perwayangan tak serumit dalam naskah tersebut.
Berdirinya
partai-partai untuk merebutkan kekuasaan itu muncul sejak zaman perwayangan.
Hanya saja dalam dunia perwayangan biasanya partai-partai itu terselubung,
tidak sefulgar seperti pemerintahan saat ini. Apalagi dunia perwayangan atau
katakanlah saja dalam sejarah kerajaan-kerajaan Indonesia politik partai
terselubung sudah ada untuk mendukung raja yang baru.
Perbedaannya,
dalam dunia perwayangan dan kerajaan biasanya tahta itu jatuh kepada keturunan
raja nya, sedangkan pada pemerintahan saat ini pemilihan pemimpin saya rasa itu
suatu bentuk improvisasi dari luar tersendiri.
Selebihnya,
dalam naskah drama wek wek, Iwan dengan lengkap menyajikan adegan demi adegan
secara teratur dan detail. Hanya saja jika di pentaskan membutuhkan waktu yang
agak panjang juga, namun tetap tidak membosankan karena di dukung oleh
sindiran-sindiran dari para lakon.
Pemilihan
lakon-lakon tidak menyimpang dari karakter awal mereka, kecuali Petruk yang
memang dari awal sudah salah sehingga menimbulkan masalah. Banyaknya karya
sastra Iwan yang berbau budaya membuktikan bahwa dia tetap melestarikan budaya.
keren
BalasHapusGud job hihi
BalasHapusKelebihan dan kekurangannya kak
BalasHapus