1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Sosiolinguistik ialah studi atau
pembahasan dari bahasa sehubungan dengan
penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat (Nababan, 1993 : 2).
Sosiolinguistik mengkaji bahasa, masyarakat dan hubungan bahasa dengan
masyarakat. Bahasa di jumpai dimana-mana. Bahasa memegang peranan penting dalam
kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar, khususnya para guru dan guru pada
bidang studi pada umumnyaa (Tarigan, 2009 : 2). Kehidupan manusia normal tidak
dapat dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran
kita, menjembatani hubungan kita dengan orang lain. Perangkat pengetahuan
manusia yang demikian banyak juga disimpan dan disebarluaskan melalui bahasa.
Hadirnya bahasa dalam kehidupan manusia demikian pentingnya. Bahasa juga salah
satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakan dari makluk lain.
Sebagai objek dalam sosiolinguistik,
bahasa tidak hanya dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan
oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi
atau komunikasi didalam masyarakat manusia (Chaer dan Agustina, 2004:3). Salah
satunya yaitu ilmu fisika. Bahasa juga sangat berhubungan erat dengan ilmu
lainnya. Sehingga pada penyajian ini di arahkan dalam upaya memahami bahasa. Maka jelaslah, bahwa sosiolinguistik
tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan
atau aspek-aspek kemasyarakatan.
Sosiolinguistik mengkaji bahasa
dimasyarakat yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Untuk memperdalam dan
memahami tentang ilmu sosiolinguistik tentang bahasa dan masyarakat inilah, kita perlu mempelajari
tentang pandangan sosiolinguistik tentang bahasa dan dan hubungan bahasa dengan
bahasa lainnya.
1.2 Rumusan
masalah
1) Bagaimana
pandangan sosiolinguistik terhadap bahasa?
2) Bagaimana
hubungan bahasa dan ilmu bahasa lainnya?
1.3
Tujuan
1) Kita
dapat mengetahui dan memahami bagaimana pandangan ilmu sosiolinguistik terhadap
bahasa.
2) Kita
dapat mengetahui dan memahami tentang hubungan antara bahasa dengan bahasa
lain.
2.
PEMBAHASAN
2.1 Pandangan
sosiolinguistik tentang bahasa
A.
Hakikat
bahasa
Sudah
banyak para ahli yang berpendapat mengenai bahasa seperti berikut ini:
Ø Pengertian
·
Hasil pemikiran yang
paling penting dan mencolok mata adalah
bahasa (Deese, 1984 : 2 dalam Tarigan, 2009 : 2).
·
Bahasa adalalah suatu
sistem lambang berupa bunyi bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat
tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri ( Chaer, 2006
: 1).
·
Bahasa sebagai alat
komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis (Muslich, 2010:3).
·
Bahasa memeran peran
penting dalam kehidupan manusia, karena tanpa bahasa semua bahasa tidak akan
terjadi (Soelaeman, 2003 : 1).
·
Bahasa adalah kombinasi
kata yang di atur secara sistematis sehingga, bisa di pakai sebagai alat komunikasi
(Wibowo, 2003 : 3).
Ø Batasan
Batasan bahasa ada lima hal yang penting
yaitu bahwa bahasa itu :
1. Manusiawi
2. Dipelajari
3. Sistem
4. Arbiter
5. Simbol
(sapir, 1921 ; dalam Alwasilah, 1993 : 6).
Ø Ciri-ciri
Ciri – yang merupakan hakikat bahasa itu
antara lain, adalah bahwa bahasa itu sebuah sistem lambang, berupa bunyi,
bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi (Chaer dan
Agustina,2004:11).
Berikut dibicarakan ciri –ciri tersebut
secara singkat :
1. Bahasa
adalah sebuah sistem lambang
Artinya, bahasa itu di
bentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
Bagi orang yang mengerti sistem bahasa indonesia akan mengakui bahwa susunan
“ibu meng ....seekor ... di ...” adalah sebuah kalimat bahwa bahasa indonesia
yang benar sistemnya, meskipun ada sejumlah kemponennya yang di tanggalkan.
Tetapi susunan “meng ibu se ikan goreng di ekor dapur“ bukanlah kalimat bahasa
indonesia yang benar karena tidak tersusun menurut sistem kalimat bahasa
indonesia.
Sistem bahasa yang
dibicarakan diatas adalah berupa lambang - lambang dalam bentuk bunyi , artinya
lambang - lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi
bahasa. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau
konsep. Seperti, lambang bahasa yang berbunyi
{kuda} melambangkan konsep atau makna “sejenis binatang berkaki empat
yang biasa dikendarai.
2. Lambang
bunyi bahasa bersifat arbitrer
Artinya hubungan antara
lambang dengan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan
tidak dapat di jelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Secara konkret, mengapa lambang bunyi { kuda } digunakan untuk menyatakan “sejenis
binatang berkaki empat yang biasa
dikendarai“ adalah tidak dijelaskan.
3. Bahasa
itu bersifat produktif
Artinya, dengan
sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan - satuan ujaran yang
hampir tidak terbatas. Umpamanya, menurut kamus
umum bahasa indonesia susunan W.J.S Purwadarminta bahasa indonesia hanya
mempunyai lebih kurang 23.000 buah kata tetapi dengan 23.000 buah kata itu
dapat dibuat jutaan kaliamat yang tidak terbatas.
4. Bahasa
itu bersifat dinamis
Artinya, bahasa itu
tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu - waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja : fonologis,
morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon. Yang tampak jelas adalah
biasanya adalah pada tataran leksikon.
5. Bahasa
itu bersifat beragam
Artinya, meskipun
sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena
bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang
sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam baik dalam
tataran fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada tataran leksikon. Bahasa
Jawa yang digunakan di Surabaya tidak persis sama dengan yang digunakan di
Pekalongan.
6. Bahasa
itu bersifat manusiawi
Artinya, bahasa sebagai
alat komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia.
Karakteristik unik pada
komunikasi verbal manusia (Paul Ohoiwutun, 1997:15) :
1. Bahasa-bahasa
manusia memiliki sistem yang terpisah namun saling terkait baik pada tata
bahasa, bunyi maupun isyarat.
2. Bahasa-bahasa
manusia memungkinkan terkomunikasinya hal-hal baru.
3. Manusia
membedakan antara isi pesan yang dikomunikasikan dengan label yang mewakili isi
pesan.
4. Dalam
komunikasi manusia, bahasa lisan dapat dipertukarkan dengan makna yang di
dengar.
5. Bahasa-bahasa
manusia di gunakan untuk maksud khusus; terdapat “kebohongan” yang disengaja di
balik apa yang dikomunikasikan.
6. Apa
yang diutarakan dapat merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang.
7. Bahasa
manusia dipelajari anak-anak dari orang dewasa dan diturunkan dari generasi ke
generasi.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat di
simpulkan bahwa pada hakikatnya
bahasa merupakan suatu alat yang terdiri dari susunan kata-kata memiliki makna
yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan interaksi ataun komunikasi.
B.
Fungsi-fungsi
bahasa
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa
adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit
(Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2004:15). Maksudnya dalam menggunakan bahasa
manusia tidak hanya mengeluarkan ujaran dalam bahasa tetapi juga menggunakan
bahasa nonverbal dengan tujuan untuk meyakinkan lawan pendengar.
1. Dilihat
dari sudut penutur
Bahasa itu berfungsi
personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapan emosi lewat bahasa, tetapi
juga memperlihatkan emosi sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak
si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah, atau gembira.
2. Dilihat
dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif,
yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu,
tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang di kehendaki
si pembicara. Hal ini
dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang mnyatakan
perintah, himbauan, permintaan, maupun. Pehatikan kalimat-kalimat berikut:
-
Harap tenang. Ada
ujian.
-
Sebaiknya anda menelpon
dulu.
3.
Di lihat dari kontak
antara penutur dengan pendengar maka bahasa disini berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan,
memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
4.
Di lihat dari segi
topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensian. Di sini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk
membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada
dalam budaya pada umunya. Fungsi referensial yang melahirkan paham tradisional
bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakn
bagaimana pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5.
Di lihat dari segi kode
maka bahasa itu berfungsi metalingual atau meta linguistik, yaitu bahasa itu di
gunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam
peroses dalam pelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah atau aturan bahasa di
jelaskan dengan bahasa.
6.
Di lihat dari segi
amanat yang akan disampaikan maka bahasa itu berfungsi imaginasi. Fungsi
imaginatif ini biasanya berupa karya
seni yang di gunakan untuk kesenangan penutup maupun para pendengarnya.
C.
Komunikasi
bahasa
Ada
2 macam komunikasi bahasa yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah
(Chaer dan Agustina, 2004: 21).
Dalam komunikasi searah
si pengirim tetap sebagai pengirim, dan penerima tetap sebagai penerima.
Komunikasi searah ini terjadi misalnya khotbah, ceramah yang tidak di ikuti
tanya jawab, pengumuman, dll. Komuniasi dua arah, secara berganti-ganti si
pengirim bisa menjadi penerima dan penerima bisa menjadi pengirim. Misalnya
rapat, diskusi, perundingan, musyawarah, dll.
Bahasa
itu dapat mempengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ingin mengetahui
respon si pendengar terhadap tuturanya dia bisa melihat umpan balik yang dapat
berwujud perilaku tertentu yang di lakukan pendengar setelah mendengar tuturan
si penutur. Tentu saja umpan balik ini hanya ada pada komunikasi dua arah.
Sebagai alat komunikasi bahasa itu terdiri atas dua aspek yaitu aspek
linguistik dan aspek nonlinguistik. Kedua aspek ini bekerja sama dalam
membangun komunikasi bahasa itu.
2.2Hubungan bahasa dan
ilmu bahasa lain
Sosiolinguistik
adalah gabungan antara ilmu sosial dan linguistik. Linguistik adalah
seperangakat ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara penerapan
metode-metode ilmiah terhadap fenomena-fenomena bahasa (Gughes, 1968 : 11 ; dalam Tarigan, 1984 : 1). Sedangkan sosial berkaitan dengan masyarakat. Jadi,
sosiolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa di masyarakat. Sesuai
dengan pendapat Sosiolinguistik sebagai cabang
linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan
pemakaian bahasa didalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat.
Manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebahai masyarakat sosial
(Wijana dan Rohmadi, 2010:7).
Sosiolinguistik
sebenarnya tidak memperhatikan “aturan permainan” dalam bahasa (=tata bahasa),
tetapi yang diperhatikan bagaimana pemakaian bahasa sehingga dia menjalankan
fungsinya semaksimal mungkin. Orang lebih banya memperhatikan struktur. Setelah timbul konflik-konflik bahasa karena
fungsinya, maka orang mencari jalan dan melahirkan sosiolinguistik (Pateda,
1987 : 5).
Sosiolinguistik
ialah studi atau pembahasan dari bahasa
sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat (Nababan, 1993
: 2). Sosiolinguistik mengkaji bahasa, masyarakat dan hubungan bahasa dengan
masyarakat. Cangkupan sosiolinguistik akan semakin jelas jika di lihat hubungan
sosiolinguistik dengan ilmu lain yang terkait, yaitu :
a. Sosiolinguistik
dengan sosiologi
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia sebagai individu atau sebagai
kelompok masyarakat. Dengan demikian, hubungan sosiologi adalah proses antar
hubungan manusia dalam masyarakat. Semua lapisan masyarakat berinteraksi
menggunakan bahasa.
b. Sosiolinguistik
dengan pragmatik
Sosiolingistik
mengkaji variasi bahasa dan penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan perilaku
masyarakat atau variasi bahasa salam hubungannya dengan konteks sosial
masyarakat yang mendukungnya (Fishman, 1972 : 4 ; dalam Aslinda dan Syafyahya,
2007 : 12-13). Berbicara mengenai konteks berkaitan erat dengan ilmu pragmatik.
Konteks adalah unsur diluar bahasa dikaji dalam pragmatik .
c. Sosiolinguistik
dengan antropologi
Antropologi
mengkaji masyarakat dari sudut kebudayaan. Salah satu unsur kebudayaan adalah
bahasa. Artinya dengan bahasa kita bisa mempelajari bahasa (Aslinda dan
Syafyahya, 2007 : 12-13).
Menurut
Abdul Chaer, 2003:4, hubungan bahasa
dengan ilmu bahasa lain, bisa kita lihat diantarannya pada ilmu susastra, ilmu
sosial, ilmu psikologi, ilmu fisika, ilmu linguistik, ilmu kedokteran.
A. Ilmu
susastra
Memandang
bahasa sebagai wadah seni; sebagai alat atau sarana untuk mengungkapkan karya
seni. Bahasa dilihat dan digunakan sebagai sarana menciptakan keindahan.
Misalnya : puisi, pantun, cerpen, novel, dan lain-lain.
Berikut contoh pantun :
Limau
purut di tepi rawa
Buah
di ranting belum masak
Sakit
peerut sebab tertawa
Melihat
kucing duduk berbedak
B. Ilmu
sosial
Memandang
bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat. Dalam pandangan
sosiolinguistik erat kaitannya dalam kehidupan manusia di masyarakat. Manusia
pada hakikatnya adalah makluk sosial, yaitu membutuhkan orang lain untuk
membantu melakukan suatu kegiatan, terlebih lagi dalam kehidupan bermasyarakat.
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk melakukan sebuah hubungan atau
komunikasi antar sesama masyarakat. Dengan demikian bahasa mempunyai peran
penting dalam kegiatan manusia dimasyarakat.
C. Ilmu
psikologi
Dalam
ilmu psikologi apabila seseorang jiwanya memiliki gangguan maka biasanya
berakibat pada bahasa yang digunakan. Bahasa yang dikeluarkan oleh yang sedang
terganggu jiwanya, akan berbeda bahasa yang dikeluarkan oleh orang yang normal.
Orang yang terganggu jiwanya akan cenderung mengeluarkan bahasa yang tidak
beraturan atau kasar, Misal : ada seorang anak yang berasal dari brokenhome,
pasti jiwa nya terganggu karena tidak terima atau marah pada kondisi
keluargannya yang hancur, dia juga akan merasa malu. Dilingkungan, saat
berinteraksi dengan temannya, ia menggunakan bahasa yang kasar. Itu disebabkan
oleh keadaan jiwanya.
D. Ilmu
fisika
Memandang
bahasa sebagai fenomena alam, yakni sebagai gelombang bunyi yang merambat dari
mulut pembicara ketelinga si pendengar.
E. Ilmu
linguistik
Ilmu
yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa. Linguistik yaitu ilmu tentang bahasa.
Untuk mempelajari ilmu linguistik, kita memerlukan bahasa untuk menjelaskannya.
F. Ilmu
kedokteran
Memandang
bahasa sebagai cara untuk mengungkapkan berbagai penyakit dan pengobatannya. Di
dalam ilmu kedokteran, agar pasien mengetahui penyakitapa yang diderita, maka
dokter menggunakan bahasa untuk memberi tau jenis penyakit apa yang sedang
diderita oleh pasiennya. Begitu juga dalam menulis resep obat, dokter
menggunakan bahasa tulis untuk membuat resep obat.
3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Bahasa adalah ciri khas
yang dimiliki manusia yang membedakan dengan makluk lain. Bahasa juga yang
menjembatani hubungan antar masyarakat. Sehingga bahasa sangat dekat sekali
dengan masyarakat dalam kehidupan masyarakat. Bahasa mengambil peran penting dalam
kehidupan masyarakat. Ciri-ciri bahasa-pun beragam yaitu bahasa sebagai sistem,
bahasa sebagai lambang, bahasa bersifat arbiter, bahasa bersifat produktif,
bahasa bersifat dinamis, bahasa bersifat bersifat manusiawi, dan lain-lain. pada hakikatnya
bahasa merupakan suatu alat yang terdiri dari susunan kata-kata memiliki makna
yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan interaksi ataun komunikasi.
Karena bahasa tidak lepas dari kehidupan manusia.
Fungsi
bahasa bisa kita lihat dari segi penutur, dari segi pendengar, dari segi kontak
antara penutur dan pendengar, dari segi topik ujaran, dari segi kode yang
digunakan dan dilihat dari segi amanat. Adapun bahasa juga berhubungan dengan
disiplin ilmu lainnya. Hal itu
dikarenakan bahasa merupakan bagian yang sangat erat dan dekat dengan kehidupan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, & Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Chaer,
Abdul. 2003. Linguistik Umum. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Ohoiwutun, Paul. 1997. Sosiolinguistik. Visipro: Jakarta.
Aslindadan
Leni Syafyahya. 2007. Pengantar
sosiolinguistik. PT. Refika Aditama: Bandung.
Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik
: suatu pengantar. PT. Gramedia: Jakarta.
Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Angkasa: Bandung.
Alwasilah, Chaedar. Pengantar
sosiologi bahasa. 1993. Bandug: Angkasa.
Tarigan, Henry
Guntur. 2009. Pengajaran Wacana.
Angkasa Bandung: Bandung.
Tarigan, Henry
Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik.
Angkasa Bandung: Bandung.
Tarigan, Henry
Guntur. 1984. Pengajaran sintaksis. Angkasa Bandung: Bandung.
Chaer, Abdul.
2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia. Rineka Cipta: Jakarta.
Muslich,
Masnur. 2010. Bahasa pada Era
Globalisasi: kedudukan, fungsi, pembinaan, dan pengembangan. Bumi Aksara:
Jakarta.
B, Soelaeman dkk. 2003. Bahasa Indonesia Hukum. Pustaka: Bandung.
Wijana, Dewa
Putu dan Muhamad Rohmadi. 2010. Sosiolinguistik:
kajian teori dan analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen
Bahasa. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Best Gaming Experience in Las Vegas - Cino Deccasino
BalasHapusCino Deccasino is worrione a unique Las Vegas experience on which all 1xbet you have to do is to find your deccasino perfect gaming experience. Our slots are the most